Minggu, 28 November 2010

Ruang Makan: Inspirasi Jeruk dan Lemon nan Segar

oleh: Anissa Q. Aini
Ruang Makan: Inspirasi Jeruk dan Lemon nan Segar

Biar mungil, diletakkan di sudut pula, area ini tetap tampil ceria dan segar. Paduan oranye dan kuninglah penyebabnya. Hingga tampilan ruang makan ini sesegar sumber inspirasinya, jeruk dan lemon.

Ruang makan - mungkin lebih tepat disebut area sarapan - ini sederhana sekali, kan? Cuma ada sebuah meja kantilever sepanjang kurang lebih 90 cm, dan sebuah bar stool . Mirip bar? Yak, benar sekali! Inspirasi penataannya memang meja bar. Cocok untuk mereka yang masih lajang dan tinggal di unit apartemen studio.
Menilik konsep bar, Anda mungkin berpikir ide ini sudah banyak diaplikasikan, apalagi di apartemen. Tapi tunggu dulu, coba lihat paduan warna yang dilabur di sini. Segar sekali, kan ? Sangking segarnya mungkin tanpa sadar sampai meneteskan air liur. Oranye dan kuning, paduan warna menyegarkan ala jeruk dan lemon. Tak heran jika benar air liur Anda sampai menetes, karena dua warna ini, selain segar, juga diyakini mampu meningkatkan selera makan.
Itulah sebabnya dua warna tadi, ditambah merah, adalah warna-warna yang populer kita temukan di restoran dan cafe. Teori mengatakan ketiga warna ini berkorelasi erat dengan warna makanan. Buah-buahan, kue, es krim, permen, hampir semua makanan memiliki unsur ketiga warna tadi. Jadi, saat kita berada di ruangan yang didominasi warna-warna tadi, otak secara otomatis membuat kita memikirkan makanan. Akibatnya, lapar pun menyerang.
Dari restoran kita adaptasi ke hunian. Soal mau pakai cat atau wallcover  sesuaikan saja dengan selera. Untuk ruang makan di foto ini, pilihan jatuh pada keramik. Area yang mudah kotor dan basah, seperti dapur, ruang makan, kamar mandi, dan sebagainya, memang pas pakai keramik. Pasalnya, keramik lebih mudah dibersihkan.
Siap segarkan ruang makan? Mungkin makanan favorit Anda bisa jadi inspirasi berguna. Selamat mencoba!
Foto: iDEA Online/ Indra Zaka Permana

Cahaya Menjadi Kunci Sukses Meluaskan Ruang Makan

oleh: Indra Zaka Permana
Cahaya Menjadi Kunci Sukses Meluaskan Ruang Makan

Duduk di kursi yang nyaman, seolah makan di restoran terkenal. Sensasi cahaya dan motif bunga di kain yang lembut menjadikan makan di sini lebih terasa akrab dan nyaman.

ruang makan
Menciptakan ruang yang nyaman bisa jadi salah satu cara menjaga kebahagiaan di dalam rumah. Di sisi lain, kita tentunya sadar bahwa menjaga lebih susah daripada mendapatkannya.
Julianto Jap, arsitek dan desainer MGAdesign, yang mendesain unit contoh apartemen Mapple Park ini mengatakan bahwa desainnya adalah minimalis. Desain minimalis  ini diberi sentuhan kontemporer, dengan sentuhan floral, efek cahaya, dan permainan kombinasi material kaca, kain, dan kayu. Sentuhan ini membuat desain juga terlihat dinamis. Salah satu contoh kesan dinamis yang didapat adalah pada kursi makannya yang bergaya resto. Kursi  fix yang relatif besar tidak bisa digerakkan, namun tetap nyaman diduduki dan dipandang.
Satu set meja makan dan dua sofa yang berhadapan mengambil ruang hingga 150cmx150cm. Ruang ini memang kecil, tapi hebatnya, Julianto bisa menyulapnya hingga terlihat terang dan terasa lebar. Rahasianya antara lain adalah pemanfaatan efek cahaya di belakang kursi, sehingga dibelakang kursi yang menempel seolah ada ruang. Selain itu warna terang dan gelap dipadu seimbang dengan aksen floral yang mengunci komposisi hingga menjadi sebuah furnitur yang cantik.
Foto: iDEA/Richard Salampessy

Karpet Pisahkan Ruang Makan dan Dapur

oleh: Anissa Q. Aini
Karpet Pisahkan Ruang Makan dan Dapur

Mengapa harus repot tempatkan sekat, kalau dengan karpet saja dua area sudah bisa "dipisahkan"?

Sudah bukan rahasia lagi bahwa menyatukan ruang makan dengan dapur, adalah salah satu trik jitu siasati ruang terbatas. Tapi tak jarang muncul rasa risih karena fungsi dapur dan ruang makan jadi seolah tercampur aduk. Mau menempatkan sekat antara dapur dan ruang makan, kok  rasanya aneh juga. Jadi harus bagaimana ya?
Ada kabar gembira bagi yang mengalami kebingungan yang sama. Sebenarnya tidak perlu repot menempatkan sekat, apalagi sampai akhirnya menyerah dan memindahkan ruang makan ke ruang tersendiri. Caranya cukup sederhana, kok. Cuma dengan menggelar karpet.
Meski cuma berupa lembaran tipis, elemen dekorasi lantai ini punya peran penting. Contohnya dapur dan ruang makan di foto ini. Keberadaan karpet memberikan rasa pada kita - saat duduk di ruang makan - bahwa kita sedang berada di area dengan fungsi yang berbeda, meskipun sebenarnya kita sedang berada di lahan yang sama dengan dapur. Hal yang sama juga terjadi saat kita "keluar" dari area berkarpet, menuju dapur.
Mengapa bisa demikian? Karpet menciptakan tampilan yang berbeda pada lantai. Perbedaan tampilan inilah yang memberikan rasa seolah berada di area yang berbeda, meskipun antara area satu dan lainnya tidak dibatasi dinding atau sekat. Simpel, kan ? Jadi tak perlu susah-susah tempatkan sekat, tinggal gelar karpet saja.
Foto: iDEA/ Dean Martin Saerang

Buka Pintu Langsung Ketemu Ruang Makan

oleh: Anissa Q. Aini
Buka Pintu Langsung Ketemu Ruang Makan

Begitu membuka pintu rumah berikut ini, kita akan langsung "disambut" - bukan oleh ruang tamu - melainkan oleh ruang makan. Unikkah atau aneh?

Sebenarnya ini bukan kali pertama penataan (lay out ) ruang sebuah rumah, dibuat seperti rumah yang satu ini. Urutan ruang yang biasanya diawali dengan ruang tamu, dan diakhiri dengan dapur dan ruang makan di bagian belakang rumah, di sini diputarbalikkan. Area depan tidak lagi mutlak milik ruang tamu atau ruang keluarga. Dapur dan ruang makan pun boleh, dong , show off  di area depan.
Sebagian orang mungkin menganggapnya unik, tapi tidak sedikit juga yang menganggapnya aneh. Penataan ruang sebuah rumah haruslah dikembalikan pada karakter dan kebutuhan pemiliknya. Mereka yang tinggal di area urban perkotaan seperti Jakarta, dengan kesibukan luar rumah yang tinggi, membuat budaya menerima tamu di rumah jarang dilakukan. Itu sebabnya, keberadaan ruang tamu bisa dikesampingkan, terutama jika lahan yang ada memang terbatas.
Saya tinggal di kota, tapi saya masih sering mengundang tamu ke rumah, bagaimana jika demikian kondisinya? Jika memang kita masih suka menerima tamu di rumah, coba pilah-pilah tamu seperti apa yang kerap kita terima di rumah. Kalau yang kita sebut tamu tadi adalah kerabat dan sahabat dekat, yang memang sudah kenal baik dan dekat, menyambutnya tidak perlu di ruang tamu yang terkesan formal. Kita bisa menjamunya di ruang keluarga, bahkan dapur sekalipun.
ruang-makan2
Tapi tidak menutup kemungkinan ada orang-orang yang memang lebih suka menjamu rekan kerja, atau orang-orang yang berkaitan dengan bisnis mereka, di rumah. Ada pula orang-orang yang berpikir, bagaimanapun keadaannya, tanpa ruang tamu sebuah rumah terasa kurang nyaman. Kalau memang demikian kasusnya, keberadaan ruang tamu menjadi penting.
Artinya, penataan letak ruang sangat subjektif tergantung selera dan gaya hidup. Pemilik rumah-rumah sejenis dengan rumah di foto ini, tentunya tidak merasa aneh ketika ruang makan dan dapur menggantikan posisi ruang tamu, untuk menyambut tamu. Pasalnya mereka mungkin masuk kategori orang-orang perkotaan, seperti yang kita bicarakan sebelumnya.
Penataan seperti ini memberi kesan welcome  dan homy untuk tamu yang datang. Seolah-olah mereka dipersilakan untuk menganggap rumah kita seperti rumah mereka sendiri. Untuk rumah-rumah mungil, menyatukannya dengan ruang keluarga juga ide yang menarik. Inspirasinya persis seperti yang diperlihatkan foto ini. Menghabiskan waktu dengan kerabat dan sahabat pun makin akrab dan hangat.
Bagaimana dengan Anda? Termasuk kategori orang yang menganggap penataan ini unik atau aneh?
Foto: iDEA/ Ricardo de Melo

Suasana Ruang Makan Bak Resto Steak

oleh: Astri Diana
Suasana Ruang Makan Bak Resto Steak

Entah kenapa ketika melihat foto ruang makan berikut ini, ingatan saya langsung melayang pada interior restoran yang menyajikan steak  sebagai menu utamanya itu. Simpel, “ngampung” dan homey .

ruang-makan-adrian
Desain ruang makan ala café ini cukup inspiratif, pasalnya Anda akan merasakan sensasi makan di sebuah restoran, padahal hanya berada di dalam rumah. Model ruang makan seperti ini tergolong aman dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Sebuah meja dan dua buah bench , itu sudah cukup untuk menampung sekitar empat orang saat makan
Semua furniturnya terbuat dari olahan kayu solid. Mejanya menggunakan red oak , dan bench  terbuat dari kayu solid trambesinya. Keduanya “dicuci” dengan amoniak dan mendapat finishing  melamin agar tampilannya kinclong  mengilat. Agar aktivitas makan terasa nyaman, perhatikan ketinggian antara kursi dan mejanya. Sebaiknya, bench  dibuat dengan ketinggian 42,5cm dari lantai dan berukuran 150cmx32cm15cm. Jadi tidak membungkuk ketika makan.
Dengan model ruang makan seperti ini, suasananya akan terasa lebih pas jika ruangan dibuat bersebelahan dengan taman atau innercourtyard . Apalagi jika dilengkapi dengan bukaan berupa pintu atau jendela untuk memaksimalkan pencahayaan dan aliran udara ke dalam rumah, bersantap pun makin semangat. Untuk mempercantiknya, tidak banyak aksesori yang dibutuhkan kok. Tampilan apa adanya ini lah yang justru membuatnya menarik. Kalau mau, anda bisa memasang sebuah ceiling lamp  yang memanjang mengimbangi panjang meja makan. Serasa makan di café!
Foto: iDEA/Adrian Mulya

Ruang Makan dengan Ukiran Eksotis Cahaya Matahari

oleh: Indra Zaka Permana
Ukiran Eksotis Cahaya Matahari

Cahaya memang sumber inspirasi. Apalagi cahaya itu adalah cahaya matahari. Pada bangunan, cahaya pun bisa dilukis menggunakan elemen-elemen etnik. Hasilnya, sebuah bayangan yang eksotis. 

ruang etnik
Cahaya yang menyeruak masuk ke rdalam ruang memberikan efek eksotis pada ruang makan bergaya etnik di restoran Flamboyan, Majalengka, Jawa Barat. Ida Rufaidah, sang pemilik, mengatakan bahwa gaya etnik yang diterapkan pada restonya itu adalah bagian yang tak terpisahkan dari konsep resto miliknya. Gaya etnik, selain merupakan gaya yang digemari oleh sang suami, Asep Saepudin, digemari juga oleh para pengunjung resto.
Pengunjung yang gemar ke resto ini pun datang dari kalangan muda hingga keluarga besar yang ingin menikmati sajian makanan Sunda. Salah satu pengunjung, Ria, mengungkapkan, ”Restorannya enak, serasa kembali ke alam." Itulah kesan positif yang langsung didapat dari resto bergaya etnik ini.
Gaya etnik menguatkan sentuhan budaya dan alam sekaligus secara utuh. Detail-detail elemen etnik diterapkan pada  jendela dan furnitur. Ini mengingatkan kita pada keramahan orang-orang Sunda, dan alamnya yang indah. Sedangkan material terlihat menonjol pada struktur atap ruang yang diekspos, dan lantai lesehan yang terbuat dari kayu jati, mengingatkan kita pada kekayaan alam yang patut disyukuri.
Untuk membuat kekayaan material dan bentuk itu bisa dinikmati, Ida memanfaatkan cahaya alami yang berasal dari jendela-jendela lebar pada dinding. Uniknya, jendela lebar ini justru bukan berasal dari daerah Pasundan, melainkan dari Solo, Jawa Tengah. Walau begitu, jendela yang menjadi media penerus cahaya matahari dari luar, menjadi bagian penting dari ruang makan eksotis di resto ini. Cahaya yang masuk ke dalam ruangan pun meninggalkan "ukiran" pada lantai ruangan, atau benda-benda yang terkena bayangan.
Foto: iDEA/Ricardo de Melo

Ruang Makan Terang Beraksen Taman

oleh: Indra Zaka Permana
Ruang Makan Terang Beraksen Taman

Warna putih bisa jadi tempat mengekspresikan desain furnitur. Jenis material, warna, dan bentuk bisa jadi terekspos cantik. Olahan taman menjadi penutup komposisi cantik tersebut.

Meja makan warna hitam terlihat cantik dan sepadan dengan bentuk ruangan 2,5mx3m yang memanjang. Warna hitam dan putih, menjadi sebuah paduan warna yang kuat, memberikan suasana elegan, apalagi dengan tambahan aksen stainless steel  pada batangan meja dan kursi. Kesan elegan  berhasil menjadikan ruang makan sebagai  tempat yang menarik untuk dinikmati seluruh anggota keluarga.
ruang makan
 Komunikasi, adalah salah satu kunci kuatnya kekeluargaan. Di ruang makanlah salah satu kunci keberhasilan komunikasi antaranggota keluarga tersebut bisa dicapai. Komunikasi bisa berhasil bila diwadahi di tempat yang tempat. Ruang makan, dimana di situ ada satu aktivitas utama (makan), dan aktivitas lain yang secara otomatis mempererat tali kekeluargaan. Kenyamanan tak hanya berkisar pada  bentuk dan keindahan ruang saja, namun juga bagaimana cara kita memperlakukan lingkungan dengan baik. Lihatlah di area belakang ruang makan, olahan lansekapnya seolah mendukung keberadaan ruang makan.
 Olahan lansekap yang cukup sederhana, yaitu hanya dengan menggunakan stepping stone yang ditata dengan pola kurva. Di bagian ujung stepping stone, terdapat water feature, berupa  air terjun yang turun dari batu andesit susun sirih setinggi 2m. Bentuk water feature    yang terlihat utuh membuat komposisi taman dan ruang makan jadi seolah menyatu.
Foto: iDEA/Indra Zaka Permana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar